Untung Besar dari Beton
Kamis 18 Mei 2017

Salakan - Pengunaan beton sebagai material bangunan saat ini sudah sangat umum dan telah dibuktikan oleh waktu sebagai bahan dinding yang tahan gempa. Beton dapat diproduksi dengan manual dan menggunakan mesin. Salah satu jenis beton yang cukup familiar dikalangan masyarakat adalah Batako. Batako sendiri memiliki berbagai bentuk, yakni batako padat dan batako berlubang.

Hal ini tentu membuat usaha pembuatan beton baik di pabrik maupun industri rumahan mengalami permintaan yang signifikan. Salah satu industri rumahan pembuatan beton yang mengalami permintaan yang cukup tinggi ialah GB Beton yang beralamat di dukuh Salakan RT 12 RW 01 Desa Salakan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.

Industri rumahan pembuatan beton yang sudah berdiri sejak tiga tahun yang lalu ini memproduksi aneka macam beton seperti batako, paving, patok tanah dan buis atau gorong-gorong, dan diproduksi secara manual. Arif Mustofa sang pemilik usaha menceritakan awal mula usahanya karena belajar dari kakak sepupunya yang juga pengusaha beton di daerah Pengging.

GB Beton buka setiap hari, dari jam tujuhpagi hingga jam empat sore, dan memiliki tiga orang pekerja dengan sistem borongan. Dalam sehari jika cuaca bagus, GB beton mampu memproduksi sepuluh unit, sedangkan jika cuaca buruk atau sering hujan maka hanya mampu memproduksi tiga unit.

“Disini memakai sistem borongan untuk produksi per biji batako diberi upah lima ratus lima puluh, untuk gorong-gorong yang besar per bijinya diberi upah empat belas ribu rupiah dan gorong-gorong yang kecil per bijinya diberi upah tiga belas ribu rupiah, kata pria berkacamata ini”.

“Kalau dijual ke toko besi dapat harga grosir karena toko besi yang ambil langsung kesini, sedangkan kalau yang beli perorangan maka kita yang mengirim, sehingga harganya sedikit mahal. Sedangkan untuk pemesan paling jauh kalau arah selatan ke Klaten, kalau ke timur ke Gawok, arah barat ke Boyolali kota, arah utara ke Tanjungsari, Banyudono. Kemarin baru saja mendapatkan pesanan gorong-gorong 100 unit untuk irigasi pertanian ke desa Canden, Kecamatan Sambi, kata pria dua puluh tujuh tahun ini”.

Arif menjelaskan untuk proses produksinya memerlukan bahan-bahan seperti pasir, semen, cetakan, cetok, penumbuk, ember, dan sekop. Untuk pembuatannya berbeda-beda, misalkan untuk membuat batako membutuhkan pasir 2 angklong, semen 1 ember ukuran 18 inc, diisi air, diaduk lalu dimasukkan ke dalam cetakan, ditumbuk kemudian dijemur. Banyak kendala yang dihadapi arif, salah satunya ialah ketika musim penghujan, dimana tidak bisa jemur cetakan, sehingga produksi menurun. Arif  memiliki cita-cita supaya kelak dapat memperluas usahanya dengan membuka cabang dan ingin menggunakan mesin cetak paving hidrolis.

Berita Terkini
Musdesus selesai, BLT-DD dikebut!
Kamis 31 Maret 2022